NU Media – Keserakahan manusia tidak saja menyebabkan rusaknya lingkungan, tetapi juga berkontribusi mengurangi bahkan menghilangkan populasi makhluk hidup di dalamnya. Salah satu yang keberadaannya terdampak sifat buruk manusia adalah populasi hewan. Banyak jenis hewan yang keberadannya mulai sulit ditemukan karena rusaknya habitat mereka akibat prilaku manusia. Berikut hewan-hewan paling langka yang keberadaannya hampir mustahil ditemukan di dunia.
Nicobar Pigeon
Memiliki nama latin Caloenas Nicobarica adalah sejenis merpati berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34cm, termasuk dari salah satu genus burung merpati Caloenas. Disebut juga dengan Junai Emas, Nicobar Pigeon menjadi merpati dengan warna yang paling menarik di dunia.
Populasi terbesarnya di Asia Tenggara dengan habitat hutan hujan tropis, hutan pantai, hutan bakau dan hutan-hutan dataran rendah. Spesies ini banyak ditemukan dan berkembang biak di pulau yang tidak dihuni oleh manusia.
Hilangnya habitat hutan, penangkapan liar untuk perdagangan serta pengenalan hewan-hewan asing di habitatnya seperti anjing, kucing dan tikus mengancam keberadaan spesies ini. Saat ini, Junai Emas menjadi salah satu hewan yang sulit dan hampir mustahil ditemukan. Setiap tahunnya, populasi jenis burung yang satu ini semakin menurun.
California Condor
Bernama latin Gymnogyps Californianus, burung pemakan bangkai terbesar di wilayah Amerika dan Mexico ini pernah hampir punah. Keberadaanya benar-benar tidak ditemukan sama sekali. Namun kemudian para ilmuan menemukannya hanya tersisa 27 ekor. Sisa California Condor yang ditemukan ini kemudian dimasukkan ke dalam program pengembagnbiakan, agar bisa memperbanyak populasinya.
Kondor memiliki tubuh yang berwarna hitam dengan garis putih di sepanjang sayap dan kepala yang berwarna oranye/merah tanpa tertutup oleh bulu. Burung ini merupakan burung terbesar di Amerika Utara dengan ukuran tubuh mencapai 117 – 134 cm dan panjang sayap mencapai 3 meter ketika direntangkan saat terbang.
Araripe Manakin
Hewan langka selanjutnya yang sangat sulit ditemukan ialah burung endemik Brazil, Araripe Manakin (Antilophia bokermanni). Rusaknya habitat burung Araripe Manakin ini menyebabkan jumlah populasi burung ini hanya tersisa sebanyak 800 ekor di seluruh dunia.
Araripe Manakin termasuk keluarga Manakins (Pipredae). Ditemukan pada tahun 1996 dan dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1998. Julukan spesies ini memperingati ahli zoologi dan pembuat film satwa liar Brasil Werner Bokermann, yang meninggal pada tahun 1995.
Karena mahkotanya yang seperti helm, ia telah menerima nama Portugis soldadinho-do-araripe yang berarti “kecil prajurit Araripe“. Nama ini juga mengaitkannya dengan burung manakin berhelm (Antilophia Galeata), yang dikenal sebagai soldadinho.
Madagascan Fish Eagle
Elang Ikan Madagaskar (Haliaeetus vociferoides) adalah burung pemangsa besar dalam keluarga Accipitridae yang juga termasuk banyak raptor diurnal (aktif di siang hari) lainnya seperti layang-layang, elang dan harrier. Ini endemik pada strip pantai di barat laut Madagaskar. Panjangnya sekitar 63cm (25in) dan memiliki kepala coklat pucat, tubuh coklat tua dan ekor putih. Elang ikan Madagaskar telah menderita dari populasi yang menurun dan terancam oleh perusakan habitat dan penganiayaan, dan Uni Internasional untuk Konservasi Alam telah menilai status konservasinya sebagai “sangat terancam punah”.
Hancurnya habitat burung asal Madagaskar ini juga diikuti dengan menurunya jumlah populasinya. Hingga saat ini, jumlah burung ini hanya ada sekitar 120 pasang si seluruh dunia.
Serigala Mexico
Setelah terdaftar di bawah Endangered Species Actpada tahun 1976, Amerika Serikat dan Meksiko bekerja sama untuk menangkap semua lobo (nama lain dari Serigala Mexico) yang tersisa di alam liar. Tindakan ekstrim ini sebagai upaya mencegah kepunahan lobos. Lima serigala Meksiko liar (empat jantan dan satu betina hamil) ditangkap hidup-hidup di Meksiko dari tahun 1977 hingga 1980 dan digunakan untuk memulai program penangkaran. Dari program ini, serigala Meksiko yang dibesarkan di penangkaran dilepaskan ke daerah pemulihan di Arizona dan New Mexico mulai tahun 1998 untuk membantu rekolonisasi hewan dari wilayah jelajah sebelumnya.
Serigala abu-abu bernama lain Canis lupus baileyi ini sempat mengalami pembantaian oleh oknum di Amerika Serikat pada tahun 1970-an, jenis hewan yang satu ini keberadaannya sungguh memperihatinkan. Di tiap tahunnya, jumlah populasinya sangat menurun yang menyebabkan keberadannya sangat sulit ditemukan.
Glasswinged Butterfly
Super cantik, hewan dengan sayap yang transparan ini juga masuk ke dalam daftar hewan langka yang sangat sulit ditemukan. Habitat dari jenis kupu-kupu yang memukau ini ialah di hutan lembap dan kebun yang berlokasi di Amerika Tengah.
Kupu-kupu berkaki empat yang juga disebut dengan Greta Oto ini merupakan anggota dari subfamili Danainae, suku Ithomiini, subsuku Godyridina. Sayapnya tembus pandang, dengan lebar antara 5,6 sampai 6,1 cm. Nama umumnya dalam bahasa Inggris yaitu Glasswinged butterfly atau kupu-kupu bersayap kaca, sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut dengan Espejitos atau cermin kecil.
Tikus Gajah
Mamalia kecil asal Afrika ini sangat unik karena bergerak seperti kelinci dengan kemampuan pendengaran dan penciuman yang sangat tajam. Jenis hewan yang satu ini sempat hilang selama 50 tahun dan untuk pertama kalinya ditemukan kembali pada 2019 lalu di daerah di Djibouti, sebuah negara di Tanduk Afrika.
Tikus gajah, atau sengis, bukanlah gajah atau tikus. Ia memiliki hidung seperti belalai yang khas, yang digunakan untuk memakan serangga. Ada 20 spesies sengis di dunia. Sengis Somalia (Elephantulus Revoilii) adalah salah satu yang paling misterius, hanya diketahui dari 39 individu yang dikumpulkan puluhan tahun lalu dan disimpan di museum.
Udang Mantis
Satwa laut mirip belalang yang penuh dengan warna, Udang Mantis juga termasuk ke dalam daftar hewan terlangka. Banyak orang yang menangkapnya untuk keperluan konsumsi atau untuk diperjualbelikan kembali. Keindahan dari tubuh udang Mantis yang menampilkan warna oranye, hijau, merah dan biru yang cantik serta karena kandungan proteinnya yang tinggi membuat jenis udang ini banyak diburu.
Udang mantis, atau udang belalang ini termasuk hewan karnivora yang sangat aktif. Dia diurnal (aktif di siang hari), nokturnal (aktif di malam hari) dan krepuskular (aktif saat senja). Tidak hanya aktif, udang mantis pun begitu kuat. Udang mantis merupakan predator yang mampu menyerang mangsa dengan ukuran lima kali lebih besar dari ukuran badannya.
Angonoka Tortoise
Selain Elang Madagaskar, jenis kura-kura asal Madagaskar yang satu ini juga terancam punah. Melansir dari berbagai sumber, sampai saat ini jumlah populasi kura-kura jenis ini hanya ada sekitar 200 ekor.
Angonoka Tortoise (Astrochelys Yniphora) memiliki warna cangkang yang unik, karakteristik yang menjadikannya komoditas yang dicari dalam perdagangan hewan peliharaan yang eksotis. Dikutip dari berbagai sumber, pada bulan Maret 2013, penyelundup tertangkap mengangkut 54 kura-kura angonoka hidup — hampir 13 persen dari seluruh populasi yang tersisa — melalui bandara di Thailand.
Dusky Gopher
Spesies hewan langka yang berikutnya adalah kodok Dusky Gopher (Lithobates Sevosus) yang berasal dari belahan Selatan Amerika Serikat. Sangat miris, keberadaan jenis spesies yang hanya dapat ditemukan di dua kolam kecil di Mississippi ini hanya tersisa kurang dari 250 ekor saja.
Katak Gopher Mississippi adalah katak berukuran sedang, gempal, dengan total panjang tubuh sekitar 3 inci (8 cm). Warna punggung berkisar dari hitam ke coklat atau abu-abu dan ditutupi dengan bintik-bintik hitam dan kutil. Ciri penting lain dari katak ini adalah, ketika terkena cahaya terang atau sedang terancam, dia akan meletakkan tangannya di depan wajahnya untuk melindungi matanya. Respons pertahanan lainnya termasuk menggembungkan tubuhnya dan mengeluarkan cairan susu yang pahit dari kelenjar kutil yang terletak di punggungnya. Umur maksimum katak ini adalah enam hingga 10 tahun.
Badak Jawa
Badak Jawa adalah salah satu spesies yang termasuk ke dalam daftar hewan langka. Hingga kini, keberadan mamalia terbesar ini hanya tersisa sebanyak 60-70 ekor.
Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masih termasuk ke dalam genus yang sama dengan badak India dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1 – 3,2 m dan tinggi 1,4 – 1,7 m. Badak Jawa lebih kecil daripada badak India dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya berkisar 20 cm, lebih kecil dari cula spesies badak lainnya.
(Dirangkum dari berbagai sumber)