NU Media – Kemdikbud melalui Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) melaksanakan Program Organisasi Penggerak (POP) yang masuk dalam Episode Keempat Program Prioritas Merdeka Belajar. Program yang direncanakan berlangsung selama 3 tahun dan telah berjalan sejak tahun 2021 ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.
Implementasi program melibatkan organisasi kemasyarakatan yang memiliki praktik baik dalam melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di bidang literasi, numerasi, dan penguatan pendidikan karakter.
Pelibatan peran Ormas sebagai pelaksana POP diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan diikuti dengan peningkatan hasil belajar peserta didik.
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama sebagai salah satu Ormas yang mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan program ini telah menyusun program kegiatan dengan proposal berjudul Literasi Numerasi Menyongsong Era Industri 4.0. Program kegiatan yang dimulai sejak tahun 2021 ini diimplementasikan ke sejumlah sekolah sasaran Sekolah Dasar di Indonesia, meliputi 7 kegiatan:
Hasil dari kegiatan tahun 2021 berupa peningkatan kompetensi para kepala sekolah dan guru di sekolah sasaran, modul bahan ajar dan alat peraga, serta terpilihnya para fasilitator daerah.
Modul bahan ajar dan alat peraga telah didistribusikan ke sekolah sasaran untuk digunakan sebagai pendukung pembelajaran di kelas. Tahun 2022 ini sebagai tahun kedua pelaksanan program, LP Ma’arif NU melaksanakan kegiatan lanjutan berupa Pelatihan Pendidikan Literasi dan Numerasi bagi Fasilitator Daerah dan Kelompok Kerja Sekolah (Kepala Sekolah dan Guru). Pelatihan Pendidikan Literasi dan Numerasi bagi Fasilitator Daerah dilaksanakan dalam rangka pembekalan kepada para Fasda untuk memberikan pengimbasan bagi guru sasaran. Praktik-praktik baik dalam pembelajaran yang diberikan LP Ma’arif NU melalui Fasdanya disampaikan kembali kepada para guru sasaran. Kegiatan inilah yang dimaksud kementerian sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Agar Ormas pelaksana POP menjalankan program sesuai rencana kerja yang ditetapkan, maka perlu adanya pendampingan lapangan yang dilakukan oleh Pengawas Pendamping Lapangan (PPL) dan Pendamping Lapangan (PL). Tugas PPL dan PL adalah melakukan asistensi, pemantauan, koordinasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan program. Hal ini sebagai langkah pengendalian program agar terlaksana sesuai dengan petunjuk teknisnya.
Pada akhirnya POP sebagai salah satu kebijakan di bidang pendidikan diharapkan mampu membantu fasilitasi insan pendidikan untuk mencapai tujuannya. Permasalahan pendidikan yang terjadi selama ini disolusikan melalui berbagai alternatif. Cita-cita bangsa mewujudkan generasi emas pada saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia semoga bisa terwujud melalui kerja sama berbagai pihak.
(Penulis adalah PL POP Kemdikbudristek)