Berau, NU Media – Menjalankan amanah perkumpulan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Dasar ISNU BAB VII Pasal 18 Tentang Masa Khidmat Kepengurusan, BAB IX Tentang Permusyawaratan Pasal 25 dan Pasal 27 Ayat 3, serta Peraturan Rumah Tangga ISNU BAB XVII Tentang Permusyawaratan Tingkat Daerah Pasal 43 , Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Berau menggelar Konferensi Cabang Ke II, Sabtu (05/11/2022).
Konferensi Cabang yang dilaksanakan di Gedung Pertemuan Kementerian Agama Kabupaten Berau tersebut menyelesaikan beberapa agenda serta menghasilkan beberapa keputusan. Salah satunya menetapkan Misbahul Ulum, M.Pd. sebagai ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Berau Masa Khidmat 2022-2026, setelah sebelumnya mengumpulkan suara terbanyak.
Selanjutnya, ketua terpilih bertindak sebagai formatur dengan didampingi beberapa orang mede formatur menyusun kepengurusan harian Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Berau Masa Khidmat 2022-2026.
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, ini amanah berat yang harus saya emban. Namun bagaimanapun, keputusan konferensi telah menunjuk saya. Tidak ada pilihan lain selain memohon izin kepada para kyai dan rida serta bimbingan dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala seraya mengajak rekan-rekan, mari kita bersama-sama menunaikan amanah ini.” Ujar Misbahul Ulum saat memberikan penyataan pertamanya.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Berau, KH. Masrur, S.Ag. memberikan apresiasi tinggi atas peran Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Berau. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk khidmat jajaran pengurus periode sebelumnya.
Kyai Masrur menyampaikan bahwa sebagai badan otonom yang merupakan departementasi perkumpulan berbasis profesi di bawah Nahdlatul Ulama, yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama berkaitan dengan kelompok sarjana dan kaum intelektual, ISNU memiliki peran yang sangat penting. Menjelang satu abad dan memasuki abad kedua Perkumpulan Nahdlatul Ulama, serta transformasi di hampir seluruh aspek kehidupan menuntut Nahdlatul Ulama tidak diam di tempat namun turut aktif bergerak.
“Sebagai wadah kaum terpelajar, para pemikir dan intelektual, keberadaan ISNU tidak dapat begitu saja dikesampingkan. Di ISNU para sarjana berkumpul dalam khazanah keilmuan, kemudian diwujudkan ke dalam sumbangsih pemikiran sehingga menjadi salah satu sumber kekuatan bagi jam’iyyah,” ujar Kyai Masrur.
Menurutnya, dengan bersinerginya ISNU bersama lembaga dan badan otonom Nahdlatul Ulama lainnya, maka peran Nahdlatul Ulama di tengah masyarakat akan semakin optimal. (mirs)
_________
_________
_________