Kamis, 05 Des 2024
xNUCare-Lazisnu

Peran dan Fungsi Ilmu

waktu baca 3 menit
Jumat, 22 Jul 2022 860 Abah Nada

NU Media – Sejak wahyu pertama yang diterima Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam yang menandai turunnya Agama Islam kepada manusia, Allah telah memerintahkan manusia untuk membaca. Membaca apa saja di alam raya ini, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Eramulti Computer

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ، خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ، اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ، الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ، عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq : 1-5)

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini memberikan penjelasan bahwa Allah telah memuliakan dan menghormati manusia dengan ilmu. Di antara kemurahanNya Dia mengajarkan kepada manusia (ilmu) apa yang tidak diketahuinya, dan ilmu merupakan bobot tersendiri yang membedakan antara Abul Basyar (Adam) dengan malaikat. Ilmu itu adakalanya berada di hati, ada kalanya berada di lisan, dan adakalanya berada di dalam tulisan tangan.

Gedung PCNU Berau

Para sarjana muslim berpandangan bahwa ilmu tidak terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) seperti yang dipahami dalam konsep Barat, akan tetapi ilmu itu oleh Allah telah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Al-Qur’an yang dibawa Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ ، فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauhil Mahfuzh.” (QS. Al-Buruuj : 21-22)

Dengan membaca, mempelajari dan memahami Al-Quran berdasarkan bimbingan para ahli di bidangnya, manusia pada hakikatnya akan memahami ilmu Allah serta logika dan proses berpikir yang terkandung dalam firman Allah. Manusia dituntut untuk mempelajari ilmu sebab ilmu adalah kunci untuk dapat memahami esensi keimanan dan cara beramal sesuai dengan tuntutan yang dikehendaki Sang Pemilik Ilmu, yaitu Allah Subhanahu WaTa’ala.

Dengan ilmu, kesatuan antara iman yang merupakan keyakinan vertikal terhadap sang pencipta (spiritual), kecerdasan (rasionalitas), dan amal akan menjadi utuh sebagai sebuah bangunan perilaku.

Seseorang yang tidak mempelajari ilmu dengan baik akan cenderung bertindak sekehendaknya, tidak jujur atas kekurangan diri serta keterbatasan ilmunya, jumud (kaku) dalam menerima kebenaran dari orang lain, menjadi pengekor kemudian bersikap gegabah dan jauh dari ilmiah dalam memahami serta menyatakan setiap informasi yang diterimanya.

Betapa banyak kita menyaksikan manusia-manusia yang sejatinya tidak memiliki pengetahuan tampil ke publik dengan tampilan simbolik yang menghipnotis awam, kemudian berbicara di depan masyarakat laksana seorang ahli. Jauh dari memberi nasehat serta teladan akhlak, justru hasutan dan provokasi kebencian yang mereka sampaikan. Umat pun begitu mudah menerima, menjadi pengikut buta tanpa mau mengembangkan nalar serta logika.

Di zaman digital dengan kemudahan akses yang serba di genggaman, masyarakat begitu gampang menemukan informasi kemudian menyebarkannya tanpa berupaya meneliti kebenaran informasi yang sampai kepadanya. Para ahli yang memiliki otoritas mengajarkan ilmu menjadi tidak laku, manusia telah beralih menjadi pengagum layar handphone dan televisi.

Allah Subhanahu WaTa’ala memberikan ancaman mengenai hal ini,

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Israa’ : 36)

Kita dituntut terus belajar berdasarkan tuntunan yang diberikan Allah dan RasulNya melalui bimbingan para ahli sebab Allah menjanjikan penghargaan bagi orang yang berilmu,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah : 11)

Wallaahul Muwaffiq ilaa Aqwamith Thariiq.

(Penulis adalah Sekretaris PCNU Berau)

xNUCare-Lazisnu