NU Media – Banyak orang tua yang khawatir akan dampak penggunaan sosial media terhadap psikologi anak. Mereka takut anak-anak mereka akan menjadi lebih Narcissistic akibat teknologi ini. Apakah kekhawatiran ini rasional? Apakah menggunakan tiktok dapat meningkatkan narsisisme?
Berdasarkan logika, penggunaan sosial media pastinya meningkatkan tingkat narsisistik seseorang. Banyak riset yang telah membuktikan kebenaran hal tersebut. Sosial media memang memiliki kausalitas terhadap meningkatnya sikap narsisisme. Lagipula, kita sekarang hidup di dunia yang semakin memuja-muja budaya narsisisme. Namun untuk menjadi seseorang yang cerdas, kita harus bersikap objektif dalam merespon hal-hal seperti ini.
Banyaknya reality show yang menampilkan kehidupan mewah artis-artis serta budaya flexing yang makin populer, menjadi salah satu sajian yang membuat masyarakat cenderung melakukan hal yang sama dengan menjadi lebih konsumtif.
Lalu apakah kita harus melarang generasi-generasi muda untuk menggunakan teknologi pembangkit narsisistik ini, all together? nope, menurut ku tidak. Sekuat apapun usaha kita melarang mereka, ujung-ujungnya akan sama saja. Mereka hidup di zaman ini. Mereka akan berperan dan melangsungkan kehidupan dalam zaman ini, menggunakan teknologi-teknologi ini.
“Orang tua yang melarang anaknya bermain Instagram hari ini dapat kita samakan dengan Kaum Luddite, para penenun Inggris abad ke-19 yang menolak revolusi industri.”
Seberapa besar upaya kita pada akhirnya akan tergilas roda teknologi. Dan hal yang ingin kita hentikan akan tetap menjadi fondasi peradaban masa depan.
Budaya Flexing dan Narsisisme bukanlah ciptaan sosial media. Jauh sebelum internet menjadi mainstream, sudah banyak orang-orang yang narsistik. Budaya narsisisme menjadi relevan karena mereka mendapatkan traction yang lebih banyak di internet. Karena begitulah internet, mereka yang paling banyak menghasilkan traction, merekalah yang akan menang.
Lalu, bagaimana cara kita mengalahkan hal-hal negatif tersebut? Dengan cara menyebarkan hal-hal positif di platform halu ini. Kalahkan traction berbau negatif dengan memopulerkan budaya-budaya positif.
“Narcissistic is not the product of social media but the culture is. And we could change the culture for the better.”
(Penulis adalah Bendahara LTN PWNU Kalimantan Selatan)