Rabu, 02 Apr 2025
xNUCare-Lazisnu

Mengucapkan Insya Allah Padahal Kurang Yakin Bisa Menepati

waktu baca 2 menit
Jumat, 13 Jan 2023 1029 LBM NU

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu,

Eramulti Computer

Salam hormat untuk Pak Ustadz dan segenap Pengurus NU Kabupaten Berau. Kami ingin bertanya Ustadz, terkait pengucapan kata Insya Allah ketika berjanji. Apakah boleh seseorang mengucapkan kata tersebut padahal dirinya kurang yakin bisa menepatinya? Terima kasih atas jawaban Ustadz.

(Jama’ah Masjid Al-Furqon Trans Bangun Sambaliung)

JAWABAN

Gedung PCNU Berau

Wa’alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuhu,

Penanya NU Media yang budiman. Semoga Allah Subhanahu WaTa’ala senantiasa mencurahkan RahmatNya untuk kita semua. Semoga kita semua senantiasa dijadikan hamba yang dapat menepati janji, aamiin.

Terkait hukum berjanji, para ulama sepakat setiap janji yang mengandung kebaikan hendaknya ditepati dan bahkan menurut Imam Taqiyuddin As-Subki, salah satu ulama Syafi’iyah, hukumnya wajib ditepati. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tarsyih Al-Mustafidin Syarah Fathul Mu’in oleh Sayid Alawi Assegaf. halaman 263,

ترشيح المستفيدين شرح فتح المعين للسيد علوي السقاف. ص 263.
(تتمة) أجمعوا على أنّ الوفاء بالوعد في الخير مطلوب وهل هو مستحبّ أو واجب ذهب الثلاثة الى الاوّل وإنّ في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء، وقال مالك إنّ اشتراط الوعد بسبب كقوله تزوّج ولك كذا ونحو ذلك وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اه. رحمة، واختار وجوب الوفاء بالوعد من الشافعيّة تقي الدّين السبكي كما مرّ ذلك في البيع في بيان بيع العهدة اه.

Kemudian terkait pengucapan Insya Allah, itu adalah adab bagi muslim setiap melakukan perjanjian sebab di dalam hatinya yakin untuk bisa ditepati. Namun kita tetaplah manusia yang mempunyai keterbatasan, meski sedetik, sejam dan bahkan sehari kita tidak dapat menentukan apa yang terjadi di masa depan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ibnu Katsir,

تفسير ابن كثير (وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذلِكَ غَدًا)
هذا إرشاد من الله لرسوله صلوات الله وسلامه عليه، إلى الأدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل، أن يرد ذلك إلى مشيئة الله – عز وجل – علام الغيوب، الذي يعلم ما كان وما يكون، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون

Lalu bagaimana andai di dalam hati kita kurang yakin, semisal berbenturan dengan pekerjaan, rutinitas atau alasan lain yang tidak memungkinkan untuk menepati janji tersebut? seyogyanya apabila kita sudah tidak yakin untuk bisa menepatinya, kita sampaikan alasannya dengan terus terang, semisal dengan mengatakan, “sepertinya saya tidak bisa datang karena berbenturan dengan jadwal pekerjaan, tetapi jika nanti diberi izin atasan Insya Allah saya akan datang.” Dengan seperti ini tentunya akan lebih elok dan saling menjaga kepercayaan.

Dengan demikian, ucapan Insya Allah esensinya tetaplah baik selama tidak dijadikan modus agar orang lain percaya dan terperdaya. Bukankah salah satu tanda orang munafik adalah apabila berbicara selalu berbohong, ketika berjanji selalu ingkar, dan manakala dipercaya selalu berkhianat? Na’uudzubillaah.

ثبت في صحيح البخاري عن أبي هريرة -رضي الله عنه، أنه قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: (آيَةُ المُنافِقِ ثَلاثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ)، وفي رواية مسلم وردت إضافة على الحديث ذَكَرَ فِيها: (وإنْ صامَ وصَلَّى وزَعَمَ أنَّه مُسْلِمٌ).

Wallaahu a’lamu binafsil amri wa haqiiqatil haal.

(Mujawib: Ustadz Sahrul Anam, S.Pd.I. – Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Berau)

xNUCare-Lazisnu